Sabtu, 13 September 2014

Indonesia Tanah Air Beta

Tanggal 17 Agustus emang udah lewat jauh di belakang kita, bahkan udah hampir sebulan setelah kita merayakan hari kemerdekaan, tapi izinkan gue menulis sebagian kecil dari apa yang Tuhan taro di hati gue tentang Indonesia. Tentang tanah air kita yang kita sendiri belum benar-benar kita cintai. Mungkin perubahan besar akan dimulai dari generasi kita, generasi Y yang sering disebut generasi setengah robot karena terlalu banyak pake alat elektronik. Mungkin Indonesia akan pulih di masa kita. Bukan mungkin, tapi memang pasti. Masalahnya, mau gak kita bergabung dan bekerja untuk Indonesia? Mau ga kita jadi bagian dari pekerjaan besar Allah untuk zamrud khatulistiwa?

Jadi selama bulan Agustus, gereja gue mengusung tema I Love My Country, dan setiap minggu disetelin video tentang budaya Indonesia, tarian Indonesia, pendapat orang-orang tentang Indonesia, bahkan diadain lomba bikin foto terbagus bertema Indonesia, dan banyak kegiatan lainnya tentang Indonesia. WL selalu ngajakkin kita nyanyi lagu tentang negara kita dan ajakan supaya kita berdoa buat Indonesia, mereka pake baju bernuansa merah putih atau pake baju adat. Dalam waktu satu bulan, rasa cinta kita sama Indonesia tuh bertambah banget. Gue gak lagi cinta Indonesia karena rendang enak banget, karena pemandangan Raja Ampat cantiknya melebihi Miss Indonesia, atau karena lagu Bubuy Bulan enak didenger. Gue cinta Indonesia karena Indonesia itu bagian dari hidup gue. Indonesia tanah air beta.

Mengambil sedikit pelajaran geografi, Indonesia itu negara kepulauan yang besar banget, ada 18000an pulau dan semua itu tersambung oleh lautan. Sambil memandangi potret kepulauan Indonesia, gue yang sambil setengah bengong pun mulai berpikir, kapan ya Indonesia bakal bersatu? Dan gue ga nemu jawabannya. Akhirnya suatu saat waktu gue lagi perjamuan kudus di gereja, gue mendapatkan ilham yang luar biasa. Ceritanya gue lagi megang cawan anggur, dan seperti biasa pendetanya bilang kalo cawan itu sebagai lambang darah Yesus yang tercurah untuk kita. Gue ngeliatin cawan anggur gue dan tiba-tiba ilham muncul..... Bagaimana kalo kita mengganti air di lautan yang mempersatukan Indonesia dengan darah Kristus?

Gimana kalo yang menghubungkan pulau Kalimantan dan Sulawesi, Maluku dan Papua, Sumatera dan Jawa itu bukan lagi air asin biasa tapi adalah darah Kristus? Darah Kristus yang mempersatukan Indonesia. Bukan lagi secara geografis, tapi juga mempersatukan hati kita semua. Darah Kristus yang akan menjaga keamanan Indonesia, ga akan ada lagi perpecahan atau perang karena perbedaan pendapat, kita bisa memaknai perbedaan itu indah. Tuhan sendiri yang akan memberkati Indonesia bila kita semua sepakat menyerahkan Indonesia ke dalam tanganNya. Trus gimana caranya ngeganti air dengan darah Kristus? Buang semua air di laut gitu? Jelas bukan, caranya dengan berdoa bersama-sama. Inget gak, kalo dua atau tiga orang berkumpul, maka Tuhan hadir di sana. Bayangin kalo seluruh orang Kristen di Indonesia bersepakat berdoa buat Indonesia, seberapa besar perubahan yang akan terjadi?

Kita bisa mengambil bagian dalam pemulihan Indonesia dengan cara yang mudah. Kita ga harus ke Kalimantan jadi misionaris, kita bisa mulai dengan menjadikan hidup kita sebagai teladan. Gue yakin di sekitar kita ga semuanya percaya Kristus, pasti ada yang berbeda agama. Entah itu temen sekelas, pekerja di rumah kita, tetangga atau siapapun, coba buat mereka melihat adanya perbedaan antara anak Tuhan dan orang biasa. Sambil berdoa, kita sambil melakukan tindakan kecil setiap harinya, gue yakin hasilnya ga bakal mengecewakan.

Indonesia udah merdeka 69 tahun, udah gak jaman lagi kalo anak bangsa cuma duduk belajar dan akhirnya kerja dan menetap di luar negeri. Genapnya usia ke69 Indonesia harusnya menjadi awal kita untuk bertindak patriotik, bukan dengan berperang melawan darah dan daging, tapi perang yang senjata utamanya adalah doa. Berdoa bagi kesatuan Indonesia.